Kamis, 14 April 2011

Batik Ulat Bulu, Protes Pembatik terhadap Kerusakan Ekologi

Batik Ulat Bulu (Foto/okezone.com)
Memprotes fenomena kemunculan ulat bulu di berbagai daerah di Indonesia secara masif, seorang pembatik di Malang, Jawa Timur, memproduksi batik bermotif ulat bulu, lengkap dengan predator serta proses evolusinya. Batik yang indah ini, akan dikirimkan kepada para pejabat sebagai bentuk protes warga.
Beginilah proses pembuatan batik ulat bulu di sanggar batik khas Malang, di Celaket-Klojen, Jawa Timur. Sejak sepekan terakhir, ada yang berbeda dalam motif batik yang dibuat. Kini bengkel batik ini sedang sibuk membuat batik bermotif ulat bulu, lengkap dengan predator dan proses evolusinya.

Ada motif ulat bulu, burung sebagai predator, kupu-kupu, serta tugu Kota Malang sebagai lambang batik khas Malang, yang dikerjakan secara manual oleh 10 orang pembatik.
Mulai proses tulis motif, dilanjutkan pewarnaan, hingga dijadikan kain dan kemeja jadi, semuanya dikerjakan di bengkel batik yang beralamat di Celaket-Klojen, Kota Malang. Hasilnya sangat bagus, keindahan batik tulis dengan motif yang lain dari biasanya.
Untuk sementara, batik tulis dengan motif ulat bulu ini tidak dijual, melainkan hanya dibagi-bagikan kepada para pejabat di Jawa Timur. Menurut Hanan Djalil, pemilik bengkel batik ulat bulu. Batik yang dibuatnya kali ini adalah edisi terbatas, dan tidak bersifat komersil. Batik ulat bulu ini adalah bentuk protes pembatik kepada para pembuat kebijakan, terkait munculnya fenomena serangan ulat bulu di berbagai daerah secara masif.
"Diharapkan dengan menerima batik tulis dengan motif ulat bulu ini, para pembuat kebijakan lebih peka dan memerhatikan keseimbangan lingkungan, hingga ekologi tidak rusak, serta fenomena ulat bulu tidak muncul kembali," kata Hanan Djalil.

Tidak ada komentar: